Pembiakan
vegetative merupakan prose salami, pada tanaman lain sedikit banyak dapat
dilakukan secara buatan. Dalam pembiakan vegetative (aseksual) merupakan
dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan tanaman-tanaman memuliakan dirinya
dengan regenerasi jaringan-jaringan dari bagian-bagian tanaman yang
hilang. Pada pembiakan vegetatif ini , bagngian-bagian tanaman yang
digunakan adalah cabang/batang, pucuk, daun, umbi dan akar yang dapat dilakukan
dengan cara stek, cangkok, akulasi, rundukan dan kultur jaringan
Pembiakan
aseksual atau pembiakan secara tak kawin adalah dasar dari pembiakan
vegetative, memungkinkan tanaman-tanaman memulikan dirinya dengan regenerasi
dari jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang hilang. Pembiakan ini
terjadi dengan menggunakan bagian tumbuh induknya. Pada banyak tanaman,
pembiakan vegetative merupakan prose salami, sedangkan pada tanaman lain
sedikit banyak secara buatan. Cara-cara pembiakan vegetative sangatlah
banyak dan pemilihan cara tergantung pada tanahnya dan tujuan pembiakan.
Pembiakan
vegetative tanaman dapat terjadi secara alamiah atau dibuat oleh manusia.
Secara alamiah perkembangan terjadi melalui pembelahan sel, spora, tunas,
rhizome dan geragih sedangkan pembiakan vegetative buatan dimanfaatkan melalui
cara stek, cangkok, akulasi dan menyambung.
Para
petani memanfaatkan pembiakan vegetative buatan untuk menghasilkan tanaman baru
yang cepat berproduksi dengan sifat dan kualitas yang sama dengan induknya,
namun cara perbanyakan vegetative buatan yang dikenal oleh para petani hanya
mampun menghasilkan tanaman dalam jumlah yang terbatas.
Keuntungan-keuntungan
pembiakan vegetative antara lain adalah bahan-bahan heterozigot dapat
dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan vegetative lebih baik dibandingkan
pembiakan secara generative. Karena pada pembiakan vegetative satu
tumbuhan induk dapat menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu yang cukup
singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara vegetative dapat melestarikan
sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk.n kerungian dari pembiakan
vegetative
Kekurangan
dan kerugian dari pembiakan vegetative adalah biasanya tanaman yang berfungsi
sebagai tanaman induk mudah rusah. Jumlah biji yang diperoleh terbatas,
perakaran tanaman hasil biakan vegetative kurang, dan umur tanaman lebih
pendek.
Pembiakan vegetative ini hanya
dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit diperbanyakan dengan biji, dan kalau
dapat selalu mengadakan pemisahan sifat sebagai akibat sifatnya yang menyebuk
silang, misanya rambutan dan lain sebagianya. Dengan tujuannya mendapat
tanaman-tanaman yang serupa dengaan sifat-sifat induknya, memperbaiki sifat
tanaman.
STEK
Stek
(cutting) adalah suatu teknik mengusahakan perakaran dan bagian-bagian tanaman
(cabang, daun, pucuk dan akar) yang mengandung mata tunas dengan memotong dari
induknya untuk tanaman, sehingga akan diperoleh tanaman baru. Menurut
bentuknya, setek dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah
stek akar, stek daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk (Pracaya, 1996).
Perbanyakan
secara stek akan diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya seperti
induknya. Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai dapat menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah (Wudianto,
2002).
Stek akar
Stek
akar banyak yang digunakan pada tanaman perkebunan. Bagian akar yang kita
ambil adalah cabang akar yang tidak jauh dari akar tunggang dan berasal dari
tanaman yang berdaun banyak. Hal ini dimaksudkan agar akar yang digunakan
mempunyai persiapan-persiapan karbohidrat, protein dan lemak sebagai cadangan
makanan dari hasil fotosintesis dan sebagai sumber energy untuk pembentuk akar
baru (Hardjadi, 1996).
Kita
memang kurang akrab dengan stek akar, sehingga pengetahuan kita tentang jenis
tanaman apa yang biasa diperbanyak dengan stek akar juga sangat terbatas.
Orang-orang yang tinggal di negeri 4 musim menyerbutkan bahwa stek akar sangat
mudah dilakukan. Banyak jenis tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara
ini yaitu beberapa tumbuhan yang berbentuk pohon, semak, tanaman pemanjat,
perennial (tanaman tahunan) dan tanaman dataran tinggi dan beberapa tanaman
pohon yang sudah kita ketahui bias diperbanyak dengan stek akar adalah cemara,
jambu biji, jeruk keprok, kesemak, dan sukun (Wudianto, 2002).
Stek batang
Batang
yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur kurang lebih satu
tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik untuk distek karena
sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama, sedangkan cabang
terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat sehingga stek
menjadi lemak dan akhirnya mati (Rukmana, 1996).
Stek
batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman, sebagian orang
menyebutkan dengan stek cabang. Umumnya tanaman yang dikembangbiakan
dengan stek cabang adalah tanaman berkayu. stek cabang ini meliputi stek
cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua (Wudianto 2002).
Stek
batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman buah.
Syarat multah tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang adalah harus
memiliki cambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk bahan stek harus
memenuhi syarat berikut : tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dengan umur
tanaman sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun, sehat yaitu bebas dari
hama dan penyakit,subur, dan tidak tergantung keadaan efisiensi atau kekurangan
salah satu unsure yang diperoleh tanaman, diameter bahan stek sekitar 0,5
cm dan bahan stek harus memiliki cukup bakal tunas (Rahardja dan wahyu,
2003).
Stek daun
Stek
daun adalah pembiakan dengan pematangan sehelai daun dari tanaman induknya
dengan maksud mengusahakan perakaran dari bagian daun tersebut, stek daun
banyak diterapakan pada tanaman hias sukulen, daun lebal berdaging dan
kandungan airnya juga tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus
telah cukup umurnya dan mempunyai karbahidrat yang tinggi dan harus hijau
(Setyati, 1995).
Perbanyakan
dengan stek daun yaitu menggunakan sehelai daun yang lengkap dengan tangkainya,
sedangkan pada tanaman lain seperti begonia diperbanyak dengan helai daun tanpa
tangkai.tanaman sukuren yang mempunyai daun berukuran besar, yaitu panjang
lebih dari 10 cm, dapat diperbanyak dengan memotong daunnya
secara horizontal menjadi bagian-bagian (Basir, 1998).
SAMBUNG
Menyambung
(grating) adalah salah satu pembiakan vegetative, dimana menggabungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman berbeda sedimikian rupa, sehingga tercapai
persenyawaan dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Penyambungan mutlak memerlukan batang atas dan batng bawah. Batang bawah
sering juga disebut STOCK atau ROOK STOCK atau ENDERSTAM. Ciri-ciri
batang bawah adalah batang masih dilengkapi dengan akar. Sedangkan batang
atas yang di sambungkan sering disebut ENTRIES atau SCION. Batang atas
dapat berupa potongan batang atau biiasa juga batang yang masih berada pada
pohon induknya (Saptarani, Widayanti dan lisa sari, 1999).
Teknik
penyambungan ini biasa kita terapkan untuk beberapa keperluan yaitu membuat
bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan juga untuk
membantu pertumbuhan tanaman. Dengan mengadakan penyambungan kita
mengharapkan agar bibit yang kita hasilkan akan lebih unggul dari tanaman
asanya (Batang bawah dan batang atas) (Wudianto, 2002).
Penyambungan
atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satutanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau
tautannya.
· Bagian bawah (yang mempunyai
perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau
understock) atau sering disebut stock.
· Bagian tanaman yang disambungkan
atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai
lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas
samping.
Penyambungan
batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas
tanaman yang masih dalam spesies
yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada
tanaman durian. Kadang-kadang bisa
juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang
berlainan spesiesnya tetapi masih
dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica)
disambung denga tanaman kweni (Mangifera
odorata).
a. Manfaat sambungan pada tanaman:
·
Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman
baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga
dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta
menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya.
·
Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini
dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo.
·
Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan
menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya.
b. Syarat batang bawah untuk
sambungan:
·
Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan” untuk menghasilkan batang
bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu
varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan
sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
·
Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan.
·
Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya
aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel
ke batang bawah.
·
Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah).
·
Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
·
Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang : sekam
padi (1:1:1).
·
Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan
siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut
polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke
polybag 30x40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar
pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan
jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari
biasanya.
c. Syarat batang atas untuk
sambungan
·
Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari
pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit.
·
Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet
yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan)
dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit).
·
Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya
serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).
·
Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih
kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya.
·
Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa
padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila
dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar.
·
Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh
(tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh
sehat dan subur.
·
Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas
baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan
bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres.
·
Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak
lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke semua
arah atau simetris.
·
Namun bila diambil dari cabang yang lain,pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke
samping,
berbentuk
seperti kipas.Bentuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman menjelang dewasa.
d.Tipe sambungan jika ditinjau dari bagian
batang bawah yang disambung:
1. Sambung pucuk (top grafting)
Sambung pucuk merupakan cara
penyambungan batang atas pada bagian atas atau
pucuk dari batang bawah. Caranya
sebagai berikut:
· Memilih batang bawah yang diameter
batangnya disesuaikan dengan besarnya batang atas. Tanaman durian, belimbing
dan sirsak sudah bisa disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung
pangkal lidi. Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya sudah
sebesar pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi
antara 1-24 bulan, tergantung jenis tanamannya. Untuk durian umur 3-4 bulan,
mangga dan alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan baru bisa
disambung karena sifat pertumbuhannya lambat.
· Batang bawah dipotong setinggi 20-25
cm di atas permukaan tanah. Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek
yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi. Batang bawah kemudian dibelah
membujur sedalam 2-2,5 cm.
· Batang atas yang sudah disiapkan
dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian pangkal disayat pada
kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata
kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah.
· Pengikatan dengan tali plastikyang
terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik
pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.Terbentuklah
pita plastik yang tipis dan lemas.
· Pada waktu memasukkan entres ke
belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan
dengan kambium batang bawah. Sambungan kemudian disungkup dengan kantong
plastik bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu
diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan menjaga
kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi.
· Tanaman sambungan kemudian
ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari.
Biasanya 2-3 minggu kemudian sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas.
Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup
plastiknya sudah bisa dibuka.Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka
3-4 minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap
dipindah ke kebun.
2. Sambung samping (side grafting)
Pada dasarnya, pelaksanaan sambung
samping sama seperti pelaksanaan model sambung pucuk. Sambung samping merupakan
cara penyambungan batang atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai
berikut:
· Batang bawah dipilih yang baik.
Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan batang bawah, bahkan lebih baik
dibuat lebih kecil.
· Pada batang bawah dibuat irisan
belah dengan mengupas bagian kulit tanpa mengenai kayu atau dapat juga dengan
sedikit menembus bagian kayunya. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak
dipotong.
· Batang atas dibuat irisan
meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada batang bawah
dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di batang bawah dari sisi luarnya.
· Batang atas tersebut disisipkan
pada irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian, batang bawah dan batang
atas akan saling berhimpitan. Kedua lapisan kambium harus diusahakan agar
saling bersentuhan dan bertaut bersama.
· Setelah selesai disambungkan,
sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi
atau mengering, sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik.
· Setelah batang atas menunjukkan
pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu setelah penyambungan, kantong plastik
serta tali plastik bagian atas sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali
plastik yang mengikat langsung tempelan batang atas dan kulit
batang bawah dibiarkan, sampai
tautan sambungan cukup kuat.
· Bilamana sudah dipastikan bahwa
batang atas dapat tumbuh dengan baik, bagian batang bawah di atas sambungan
dipotong. Pemotongan perlu dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan
zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang
MERUNDUK
Pembiakan vegetative dengan cara
merunduk, sering juga disebut dengan cangkok tanah, cangkok runduk, atau memumbun.
Memang pada prisipnya cara merunduk ini sama dengan mencangkok, karena keduanya
sama-sama memerlukan media guna menumbuhkan akar pada cabang, tapi merundukkan
tidak membuntukkan akarpada cabang, tetapi merunduhkan tidak membutuhkan
pembungkus.
Merunduk ini dilakukan pada
tanaman-tanaman yang sulit untuk distek, misalnya pada apel liar untuk batang
bawah sedangkan kita ingin perbanyak tanaman itu dengan cepat dan dalam julah
yang besar. Caranya ialah batang tanaman itu dirundukkan (Dibengkokkan)
mendatar ketanah dan ditumbuhi tanah tipis. Setelah mata pada tiap-tiap
ruas itu tumbuh dan tunas-tunasnya berakar, barulah batang itu dipotong untuk
ditanam. Cara ini adalah sangat mudah dikerjakan dan tidak banyak
memerlukan tenaga, sedangkan hasilnya pun tinggi (Hendro s., 1995).
Tanaman yang dapat dikembangbiakan
secara merunduk jenisnya sangat sedikit. Jenis tanaman yang mempunyai
cabang panjang dan lentur yang umumnya bias dirundukkan. Tanpa disengaja
tanaman seperti ini kadang-kadang juga dapat melakukan pembiakan vegetative
sendiri atau sering juga disebut rundukan secara alamiah. Karena bagian
tepi atau ujung cabang yang terkulai cenderung berakar bila bersetuhan dengan
tanah (Wudianto, 2002)
Merunduk dapat dilakukan pada batang
beberapa jenis tanaman yang secara
normal berdiri tegak kemudian
dibengkokkan hingga menyentuh tanah
sehingga akan segera berakar pada
mawar .
• Merunduk biasa
Cabang tanaman dirundukkan dan
ditimbun dengan tanah, kecuali
ujung cabangnya. Setelah membentuk
akar, cabang atau batangnya
dipotong, sehingga diperoleh tanaman
baru.. Cara ini dapat
dikerjakan pada mawar, jambu air,
dan arbel
• Merunduk majemuk
Seluruh batang dirundukkan kemudian
ditimbuni tanah pada
beberapa tempat atau seluruh tempat.
Cara ini dapat dikerjakan
pada tanaman soka dan anggur.
OKULASI
Teknologi memang dapat menciptakan
sesuatu yang baru dan apabila teknologi ini dipadukan dengan seni, hasilnya
akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat dilakukan pada tanaman, suatu
pohon mangga bias mempunyai lebih dari satu macam buah, misanya mangga
arumanis, gadung, golek dan sebagainya. Bisa juga dalam satu pohon
mempunyai daun yang berbeda-beda. Misalnya jambu biasa mempunyai daun
jambu kerikil yang ukurnya kecil-kecil dapat dipadukan dengan jambu arigot yang
daunnya berpinggiran putih. Perpanduan tanaman demikian tentunya sangat
menarik dan akan mempunyai harga yang sangat mahal. Hal demikian bias
terjadi karena merupakan hasil dari akulasi (Wudianto, 2002).
Okulasi sering juga disebut dengan
menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Cara memperbanyak
tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan
cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik dari
pada induknya. Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada
tanaman yang mempunyai perakartan yang baik dan tahan terhadap serangan hama
dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat,
tetapi mempunyai perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik
digunakan sebagai batang bawah. Sedangkan tanaman yang mempunyai buah
lezat diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan
sebutan batang atas.
Sama halnya dengan enten, okulasi
ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu spesies atau
dari satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau dari
satuspesies memang dapat dilakukan tanpa mengalami kesukaran. Lain halnya
dengan okulasi yang dilakukan antarspesies biasanya agak mengalami kesukaran.
Hal demikian di karenakan antarbatang atas dan batng bawah kadang-kadang
terdapat perbedaan fisiologis.
Perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet
dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi
yaitu :
- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman
secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
- terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
- terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
- tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
- antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
- Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
- Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
- Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.
- Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Macam-macam okulasi pada tanaman karet :
1. Okulasi Coklat (Brown Budding) merupakan okulasi dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah berumur 8-18 bulan diokulasi dengan entres umur 1-2 tahun, dengan garis tengah 2,5-4 cm. Warna kayu entres coklat, yang dipergunakan adalah mata prima yang berwarna coklat.
2. Okulasi Hijau (Green Budding) merupakan cara okulasi yang lazim dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah yang berumur 4-6 bulan diokulasi dengan entres yang berumur 3-4 bulan, garis tengah 0,5-1 cm, warna kayu entres hijau tua, yang dipergunakan adalah mata burung yang berwarna hijau.
3. Okulasi dini (Pro Green Budding) merupakan cara okulasi dengan batang bawah berumur 2-3 bulan, diokulasi dengan entres umur 3-4 minggu, garis tengah kurang dari 0,5 cm warna kayu entres hijau muda sampai hijau. Yang dipergunakan sebagai mata entres adalah mata sisik (csale bud.Teknik pengokulasian pada okulasi dini sama saja dengan yang dilakuka pada okulasi hijau. Hasi dari okulasi sama dengan yang dicapai okulasi hijau maupun okulsi coklat.
Teknik Mengokulasi :
1. Membuat Jendela OkulasiUkuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah.
Untuk batang bawah yang dibawah umur
5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ - 1) cm x (3 – 4) cm.Torehan membujur dapat
dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm dari
tanah. Torehan melintang dapat dari atas ataudari bawah. Jika diatas jendela
akan terbuka kebawah atau juga sebaliknya.Sebelum ditoreh, batang dibersihkan
dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan.Setelah ditoreh
akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan dengan
kain sebelum jendela dibuka.
2. Mengambil Mata Okulasi
2. Mengambil Mata Okulasi
Mata okulasi diambil dari kayu
okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.Mata okulasi diambil bersama sedikit
bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran
jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan
pemulihan luka lambat.Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya
mata tetap menempel pada kulit.Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan
kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.Perisai yang telah dibuat
harus segera diselipkan ke jendela okulasi.
3. Menempel Mata Okulasi Dan Membalut
3. Menempel Mata Okulasi Dan Membalut
Setelah perisai disiapkan, jendela
okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi.Perisai diselipkan
dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan
pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi
bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela
okulasi.Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x
0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu
membalut jangan sampai perisai bergeser.
4. Pemeriksaan Hasil Okulasi
4. Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan
dengan pembukaan pembalut.Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali
pada batang bawah, hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda.Pemeriksaan
ke dua dilakukan 10 – 15 hari dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama
seperti pemeriksaan pertama.
Daftar Pustaka
http://k4107078.wordpress.com/2008/03/18/perkembangbiakan-vegetatif/
http://www.worldagroforestry.org/Sea/Publications/Files/book/BK0094-06/BK0094-06-1.PDF
Basri Jumin, 1998. Dasar-dasar
agronomi. Rajawali Press, Jakarta.
Hendro sunaryono, 1995.
Pengantar Pengetahui dasar Hortikultura. Penerbit sinar baru, Bandung.
Pracaya, 1996. Bertanam
Mangga. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setyati Hardjadi, 1995.
Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.
Saptarani, Eti Widayanti dan Lila
Sari, 1999. Cara Bercocok Tanaman Secara Vegetatif. Sinar Mas, Jakarta.
Rini Wudianto, 1996. Membuat
Setek, Cangkok dan okulasi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahmat Rumana, 1996. Bertanam
Sayuran. Kanisius, Yogyakarta.
Raharja, P.C. dan Wahyu Wiryanta,
2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Penerbit PT. Agro
Media Pustaka. Depok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar