”HAMA-HAMA
PADA TANAMAN KEDELAI DAN KACANG HIJAU SERTA GEJALA
SERANGANNYA”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam pertanian,
hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara
fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian
dalam pertanian. Serangga termasuk bagian dari hama yang merupakan kelompok
organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk
hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah.
Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang
berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut.
Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa
diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif
dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen,
kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif.
Untuk
mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan salah
satu taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik
pengendalian lain. Tujuan pengendalian adalah untuk memaksimumkan keuntungan
pendapatan, targetnya adalah beberapa jenis hama, dasar yang digunakan adalah
ambang kendali hama, dan caranya adalah dengan menurunkan kepadatan populasi
hama melalui berbagai taktik pengendalian.
Dalam
konsep PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama, yakni
bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh
populasi hama. Di dalam makalah ini, keempat elemen tersebut akan dibahas
sebagai dasar untuk menentukan komponen pengendalian hama pemakan daun kedelai.
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari hasil
penelitian dan penelaahan pustaka.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta
gejala serangannya, praktikum ini juga menjadi bukti hasil laporan akhir Ilmu Hama
Tanaman.
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk
mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman kedelai dan kacang hijau, mengetahui
hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala
serangannya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max)
.Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari
paling tidak dua spesies: Glycine max
(disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih,
atau hijau) dan Glycine soja (kedelai
hitam, berbiji hitam). Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).
Morfologi tanaman kedelai
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran
akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi
tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Biji kedelai berkeping dua,
terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak
di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar
biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji
kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak
pipih.
Kecambah Kecambah
kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna
hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang
berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu,
sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.
Tanaman kedelai mempunyai akar
tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal)
tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang
lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping
dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi
sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara,
akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
Kedelai berbatang memiliki tinggi
30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman
rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga
serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang,
ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama
besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga
secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe
setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga
sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan
terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang
alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau
putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi
penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu
menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning
kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula
berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang
daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk
selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun
bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval,
tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua
sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah
tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah
batang.
Syarat
tumbuh tanaman kedelai
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik,
curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH
tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
2.2 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiates)
Kacang hijau adalah sejenis tanaman
budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang
termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi
adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai
bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi
onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang
umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam
bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur.
Morfologi
Tanaman Kacang Hijau
Kacang
hijau merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran
akar tunggang, dan batang berkambium. Kacang hiaju dapat berubah penampilan
menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda
sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau
berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan
dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berebntuk
silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.
Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji
kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap,
beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau
berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk
akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan
tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar
dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak
40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm.
Syarat
Tumbuh Kacang Hijau
Kacang hijau tumbuh dan penyebarannya seperti
kedelai, namun kelebihan kacang hijau adalah ketahanan terhadap kekeringan.
Karena pada lahan dimana kedelai sudah mengalami gangguan dengan adanya
kekeringan, tetapi untuk tanaman hijau masih dapat tumbuh dengan subur.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik di
daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
70-200 mm/bulan. c) Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat
C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-30 derajat C.
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol.
Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir
kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk
organik atau kompos dalam jumlah cukup.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan
ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 oktober hingga 30 Desember 2011. Dan
pengamatan ini dilaksanakan di lahan praktikum depan rumah kaca Fakultas
Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
v Cangkul
v Sabit/ parang
v Kayu tugal
v Gunting/ curter
v Alat tulis
v Kamera
v Tali plastik
Bahan yang digunakan :
v Benih Kedelai dan Kacang Hijau
v Pupuk kandang
v Air
3.3
Pelaksanaan
Kegiatan
pelaksanaan praktikum pada tanaman kedelai dan kacang hijau dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
3.3.1 Persiapan lahan
Dilakukan untuk menghilangkan
gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum lahan ditanami kembali. Setelah itu
dibuat dua buah petakan dengan masing-ukuran petakan 2m x 3m, lalu diikat
sekeliling petakan dengan tali plastik.
3.3.2 Pemupukan organik
Dilakukan minimal satu minggu
sebelum tanam. Agar pupuk dan tanah tercampur dengan baik.
3.3.3
Penanaman
Pada kegitan praktikum ini penanaman
dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2011. Cara Tanam
Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 20 cm x 40 cm, tiap lubang diisi
3 biji. Lalu disiram dengan air
3.3.4
Pemeliharaan
v Pengendalian gulma diadakan
pada 11 Oktober 2010 dengan mencabuti gulma yang tumbuh disekitar tanaman
kacang hijau. Pada
hari yang sama juga diadakan pengamatan tanaman yang pertumbuhannya lambat,
dilakukannya pemilihan tanaman dan 2 tanaman/lubang.
v Pengamatan pada hama yang menyerang
tanaman kacang hijau dilaksanakan mulai 4 oktober 2011 yakni minggu pertama
setelah penanaman dan dilanjutkan setiap minggunya pada hari yang sama sampai
pada pengamatan hama yang menyerang polong.
v Pembumbunan digunakan untuk
memperkuat berdirinya tanaman.
v Pada setiap lubang tanam
akan tumbuh maksimal tiga tanaman, sisakan satu tanaman tiap lubang tanam pada
masing-masing petakan.
3.3.5 Panen
Kacang hijau dipanen sesuai dengan
umur varietas, Tanda-tanda lain bahwa kacang hijau telah siap untuk di panen
adalah berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering.
Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat dilapangan. Panen
dilakukan dengan cara dipetik.
Ciri-ciri
tanaman kedelai yang akan dipanen adalah polong bewarna kuning kecoklatan
secara merata. Batang-batang sudah kering dan sebagian daun sudah kering dan
rontok. Cara panennya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
“Hama-hama yang menyerang
tanaman kacang hijau”
1.
Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak
pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur.
Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva
telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati
larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang
terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian
terbawah dari batang.
Sejauh yang diketahui, serangannya
tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena keping biji
kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak
memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli
Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap.
Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu
matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman
kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada
keping biji atau pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya
menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung
ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai
pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap
batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
2.
Penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.)
Gejala Serangan
Gejala serangannya terlihat pada
kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka terdapat larva yang gemuk
dengan kotoran-kotorannya berwarna hijau basah. Serangan pada polong kedua
ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya bundar.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah penggerek
polong (Etiella zinckenella Tr.). Penggerek polong kacang hijau sama
dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas menggerek masuk
ke dalam polong menuju ke bagian bawah. Larva ini memakan biji di dalam polong
sampai habis kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya gemuk dan
licin, larva yang masih kecil berwarna merah kebiru-biruan.
3. Ulat
jengkal (Plusia chalcites Esp.)
Gejala Serangan
Ulat ini menyerang tanaman yang
sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal tulangnya saja.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah ulat jengkal
kedelai (PIusia chalcites Esp.). Tubuhnya berwarna hijau. Bentuk
dewasanya berupa kupu-kupu. Telur kupu-kupu ini diletakkan berkelompok sebanyak
50 butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva tersebut akan menjadi kepompong
di antara daun yang dianyam menjadi satu. Stadium pupanya selama 6 hari.
4.
Kepik hijau (Nezara viridula)
Gejaia Serangan
Polong muda isinya terisap. Bila
polong dibuka tampak bijinya pipih tanpa isi. Bagian yang terserang tampak
berbercak hitam.
Penyebab
Hama penyerang adalah kepik padi
hijau (Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang berwarna
kuning secara massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir.
Stadium telumya selama 6 hari. Setelah telur menetas, larvanya berkumpui di
polong dalam kelompok besar. Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan
dari telur hingga dewasa selama 36 hari.
5. Thrips sp.
Gejala Serangan
Serangan hama ini menyebabkan daun
menggulung ke dalam (keriting) karena sel-sel di bagian atasnya mengerut.
Penyebab
Kutu Thrips menyerang tanaman dengan
mengisap cairan tanaman sehingga mengganggu proses fotosintesis dan
mengakibatkan menurunnya hasil. Penurunannya dapat mencapai 60, bahkan tidak
menghasilkan sama sekali (puso) bila serangannya berat. Pantas jika hewan ini
merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase
vegetatif tanaman, serangan hama ini sangat rendah.
6.
Kumbang Callosobruchus
Gejala Serangan
Kumbang ini meletakkan telurnya pada
permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva yang baru menetas langsung
menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon serta bagian biji lainnya.
Penyebab
Kumbang Calloso-bruchus
maculatus yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji kacang
hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelur kumbang
betina antara 40-90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga menjadi
dewasa sebesar 19-98. Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya 1:1.
7.Ulat Grayak (Spodoptera
litura F.)
Gejala Serangan
Serangan ulat grayak mendadak dan
dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm
dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri
dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan
daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Ulat grayak muda menyerang daun
sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya
saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubang-lubang
bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong
muda. hal ini mengakibatkan penurunan jumlah produksi.
8. Belalang
Kembara ( Locusta migratoria)
Belalang
menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan
adalah terdapat robekan pada daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat
tinggal tulang-tulang daun saja.
“Hama-hama
yang menyerang tanaman Kedelai”
1. Kumbang daun kedelai
a. Peri
kehidupan
Kumbang
daun kedelai, Phaedonia inclusa . (Coleoptera, Chrysomelidae) berbentuk
hampir speris, kepala dan pronotum berwarna coklat-kemerahan, dan elytra
berwarna hitam-kebiruan dengan bagian tepi sempit berwarna coklat kekuningan.
Elytra panjangnya 4 - 5 mm. Pakan umumnya berupa daun yang telah membentang
sempurna. Perkembangan serangga ini berlangsung selama 3 - 4 minggu. Stadium
kumbang berlangsung selama 4 bulan. Pada keadaan tanaman tidak tumbuh, kumbang
mampu bertahan hidup hingga 5 buian. Kumbang ini bergerak lambat dan jarang
terbang. Itulah sebabnya, kumbang ini menyebar secara pasif setelah panenan
melalui transportasi daun.
Produksi
telur berkisar antara 200 - 250 butir. Telur biasanya diletakkan secara
berkelompok sebanyak 2 - 18 butir di permukaan bawah helaian daun. Telur
berwarna kuning muda, bentuknya agak melengkung dengan ujung bulat, panjangnya
1 1/3 mm dan lebarnya 1/3 mm. Stadium telur berlangsung selama 4 hari.
Larva
pada mulanya berwarna abu-abu gelap kemudian berubah menjadi agak muda. Larva
dilengkapi dengan tubercula dan setae yang hitam, bentuknya agak melengkung
dengan abdomen tebal, panjangnya mencapai 5 mm. Selama beberapa hari pertama,
larva tinggal pada daun, tempat telur diletakkan, kemudian segera merayap ke
puncak batang, bunga, dan polong. Larva tua sering memakan tangkai daun.
Stadium larva terdiri atas 5 instar, berlangsung selama 8 hari.
Pupa
terbentuk di dalam rongga tanah dekat permukaan tanah. Pupa menjadi kumbang
setelah berumur seminggu. Kelembaban merupakan faktor penentu dalam
perkembangan serangga ini. Lembab nisbi optimum yang dibutuhkan oleh kumbang
untuk meletakkan telur berkisar antara 60-80%. Hal ini mungkin merupakan salah
satu faktor mengapa kumbang daun kedelai menjadi hama penting di daerah
beriklim kering.
b.
Perilaku merusak
Kumbang hadir di pertanaman sejak kecambah muncul ke
permukaan tanah hingga tanaman masih memiliki daun atau polong muda. Kumbang
dan larva merusak pucuk, daun muda, tangkai daun muda, bunga dan polong muda.
Tanaman kedelai yang diserang larva maupun kumbang mengalami perompesan
sehingga mengakibatkan penurunan hasil panen. Serangan hama pada tanaman muda
mengakibatkan tanaman mati, serangan pada tanaman stadium pembungaan
mengakibatkan jumlah bunga dan polong berkurang, dan serangan pada stadia
perkembangan polong dan biii mengakibatkan jumlah polong dan kualitas biji
berkurang.
2. Ulat penggulung daun
a. Perikehidupan
Ulat
penggulung daun, Lamprosema (Omyodes)
indicata F. (Lepidoptera, Pyralidae) memiliki inang tanaman kedelai dan
berbagai jenis kacang-kacangan lainnya. Ciri khas ulat ini adalah terdapatnya
dua bercak hitam pada kedua sisi prothorax.
Sesuai dengan namanya, ulat berdiam didalam gulungan daun.
Gulungan daun mulai dibentuk oleh ulat muda pada bagian pucuk, tempat telur
diletakkan. Setelah tumbuh menjadi lebih besar, ulat berpindah ke daun yang
lebih tua. Gulungan daun dibentuk dengan cara merekatkan daun satu dengan
lainnya dari sisi dalam dengan semacam zat perekat yang dikeluarkan oleh ulat
yang bersangkutan. Bila gulungan daun dibuka, akan dijumpai ulat berwarna hijau
transparan yang bergerak cepat. Selama berdiam di dalam gulungan daun, ulat
memakan daun sehingga tampak hanya tulang daunnya saja yang tersisa. Kepompong
dibentuk di dalam gulungan daun tersebut. Kupu-kupu yang terbentuk berukuran
kecil dan berwarna coklat kekuningan.
3. Ulat jengkal
a. Peri kehidupan
Ulat
jengkal, Chrysodeixis chalcites
Esp. (Lepidoptera, Noctuidae) berwarna hijau dan bergerak seperti menjengkal.
Ulat tua memiliki ciri khas, yakni adanya tungkai palsu sebanyak tiga pasang
dan garis lateral berwarna pucat sebanyak tiga pasang yang membujur dari
mesonotum hingga ujung abdomen. Tubuh ulat menyempit pada bagian apikal dengan
kepala kecil. Tubuh ulat ini apabiia direntangkan, panjangnya 3 cm. Stadium
ulat terdiri atas lima instar, umur ulat berlangsung selama 14-19 hari dengan
rerata 16,2 hari (14).
Kepompong
berwarna hijau muda yang berangsur-angsur menjadi putih-kecoklatan. Kepompong
dibentuk di daun, ditutupi oleh rumah kepompong (kokon). Stadium kepompong
berlangsung selama 6-11 hari dengan rerata 6,8 hari (14).
Stadium ngengat berlangsung selama 5 – 12 hari dengan rerata
8,5. Ngengat meletakkan telur pada umur 4 – 12 hari. Produksi telur mencapai
1250 butir per ekor ngengat betina. Telur diletakkan secara individual di
permukaan bawah helaian daun. St pada umur 4 – 12 hari. Stadium telur
berlangsung selama 3 - 4 hari dengan rerata 3,2 hari (14). Daur hidup ulat
jengkal dari tetur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 30 hari.
b. Perilaku merusak
Ulat
jengkal menyerang tanaman muda dan tua dengan gejala serangan berupa
perompesan, baik sebagian dengan masih tersisanya tulang daun, maupun total. Di
samping memakan daun, ulat juga sering memakan polong muda.
Ulat
jengkal memiliki inang berupa tanaman kedelai dan beberapa tanaman pangan
lainnya, sesayuran, dan gulma selain rerumputan. Karena sifatnya yang polifag
tersebut, maka daerah sebarannya meluas di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (15).
4. Ulat grayak
a. Peri kehidupan
Ulat
grayak, Spodoptera litura F.
(Lepidoptera, Noctuidae) memiliki ciri khas, yakni terdapatnya dua buah bintik
hitam berbentuk seperti bulan sabit pada tiap ruas abdomen, terutama ruas ke
empat dan ke sepuluh yang dibatasi oleh garis-garis lateral dan dorsal berwarna
kuning yang membujur sepanjang badan (15).
Setelah
telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan,
Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran, Ulat tua bersembunyi di
dalam tanah pada siang hari dan giat menyerang tanaman pada malam hari. Stadium
ulat terdiri atas enam instar dan berlangsung selama 13 - 17 hari dengan rerata
14 hari (18).
Kepompong
terbentuk di dalam rongga-rongga dalam tanah di dekat permukaan tanah. Stadium
kepompong berlangsung selama 7 - 10 hari dengan rerata 8,5 hari. Stadium
ngengat berlangsung selama 1 - 13 hari dengan rerata 9,3 hari.
Ngengat
meletakkan telur pada umur 2 - 6 hari. Produksi telur dapat mencapai 3000 butir
per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rerata 350 butir per
kelompok. Telur diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu halus
berwarna coklat kemerahan. Stadium telur berlangsung selama 3 - 5 hari dengan
rerata 3 hari (15, 18). Daur hidup ulat grayak dari telur hingga ngengat
bertelur berlangsung selama 28 hari.
b. Perilaku merusak
Ulat
grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis
atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun
sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun,
ulat juga memakan polong muda.
Ulat grayak memiliki kemampuan makan
besar, Selama periode ulat instar VI yang berlangsung selama 2,5 hari, ulat
dengan kemampuan makan sebesar 184 cm2/ekor mampu menghabiskan satu
tanaman stadium V2 yang berumur 15 HST (3).
5. Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5
mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
6. Lalat kacang (Agromyza
phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak
pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur.
Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva
telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati
larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang
terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian
terbawah dari batang.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli
Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap. Perkawinannya
(kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu matahari bersinar
terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman kacang hijau.
Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping biji atau
pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya
menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung
ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai
pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap
batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
7. Cantalan (Epilachana Soyae)
Morfologi
Kumbang
berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak
bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit
mengunyah
Siklus
hidup
Telur kumbang
ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia telur
antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari.
Gejala
Pada
hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun
yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan.Menyerang
tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun.
8. Ulat polong (Etiela
Zinchenella)
Gejala
Gejala
kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau
lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam
biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering
yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji
terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan
kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas
menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai
jalan masuk hama tersebut.
Morfologi
dan biologi
Hama
ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27
mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21
hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18
hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara
100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat
hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna
kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap
dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala
lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.
Siklus
hidup
Telur
diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada
polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur
berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga
ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna
putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memanjang .
Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam
biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam
satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai
panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang
8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel
dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.
11. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Gejala
Gejala
kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau
lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam
biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering
yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut
benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian
masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi
dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk
hama tersebut.
Morfologi
dan biologi
Hama
ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27
mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21
hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18
hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara
100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat
hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas berwarna
kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap
dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala
lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.
Siklus
hidup
Telur
diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada
polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur
berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga
ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna
putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memanjang .
Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam
biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam
satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai
panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang
8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel
dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.
12. Belalang
Kembara ( Locusta migratoria)
Belalang
menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan
adalah terdapat robekan pada daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat
tinggal tulang-tulang daun saja.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Keadaan
umum tanaman dan lingkungan
Selama pengamatan berlangsung
terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai vigor yang baik. Namun selama pengamatan
berlangsung terlihat beberapa tanaman terserang hama pada minggu ke- 2 yang
menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan ada pula yang menggerek
batang. Serangan hama ini umumnya pada saat praktikum disebabkan oleh belalang.
4.2.2
Pertumbuhan Tanaman
Tanaman kedelai dan kacanag hijau
tumbuh dengan cukup baik, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Dam
penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia,
karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk smengamati
hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala
serangannya.
4.2.3 Perbedaan
frekuensi serangan antara hama tanaman kedelai dan kacang hijau
Jenis-jenis hama yang menyerang
tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu antara lain ulat
grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun
sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman
kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai daripada
tanaman kacang hijau. Salah satu contoh adalah lalat kacang pada tanamn kcang
hijau, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan
karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang
sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil pratikum dapat disimpulkan :
v
Dalam penanaman kedelai dan
kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia, karena pada praktikum yang
kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk mengamati hama-hama yang menyerang
tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya.
v
Hama yang menyerang tanaman
kacang hijau antara lain kutu daun, ulat tanah, kutuu kebul, wereng, thrips,
tungau, ulat penggulung daun, ulat grayak, ulat jengkal dan ulat heliothis.
v
Hama yang menyerang tanaman
kedelai antara lain lalat bibit, ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung
daun dan kumbang kedelai
v
Jenis-jenis hama yang menyerang
tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu antara lain ulat
grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun
sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman
kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai
daripada tanaman kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Ir.
Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman
Palawija.PT Citra Aji Parama : Yogyakarta
S,
H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Farida, N.
2008. Identifikasi Varietas Unggul Benih Kedelai dengan Analisa Cluster.
Surabaya : Tesis Magister Fisika ITS
http:// teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html
http://www.scribd.com/doc/21400399/hama-dan-penyakit-pada-kedelaiv