Kamis, 03 Mei 2012

Laporan Praktikum Hama



”HAMA-HAMA PADA TANAMAN KEDELAI DAN KACANG HIJAU SERTA GEJALA 
SERANGANNYA”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
            Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Serangga termasuk bagian dari hama yang merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif.
Untuk mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan salah satu taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik pengendalian lain. Tujuan pengendalian adalah untuk memaksimumkan keuntungan pendapatan, targetnya adalah beberapa jenis hama, dasar yang digunakan adalah ambang kendali hama, dan caranya adalah dengan menurunkan kepadatan populasi hama melalui berbagai taktik pengendalian.
Dalam konsep PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama, yakni bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh populasi hama. Di dalam makalah ini, keempat elemen tersebut akan dibahas sebagai dasar untuk menentukan komponen pengendalian hama pemakan daun kedelai. Sumber data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari hasil penelitian dan penelaahan pustaka.

1.2 Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya, praktikum ini juga menjadi bukti hasil laporan akhir Ilmu Hama Tanaman.
1.3 Manfaat
            Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman kedelai dan kacang hijau, mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya.
  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tanaman Kedelai (Glycine max)
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia
.Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).
Morfologi tanaman kedelai
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
            Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Kecambah Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.

            Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
            Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
            Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
            Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

Syarat tumbuh tanaman kedelai
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
2.2  Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiates)
            Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
            Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur.
Morfologi Tanaman Kacang Hijau
            Kacang hijau merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kacang hiaju dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
            Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
            Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
              Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm.

Syarat Tumbuh Kacang Hijau
            Kacang hijau tumbuh dan penyebarannya seperti kedelai, namun kelebihan kacang hijau adalah ketahanan terhadap kekeringan. Karena pada lahan dimana kedelai sudah mengalami gangguan dengan adanya kekeringan, tetapi untuk tanaman hijau masih  dapat tumbuh dengan subur.
            Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 70-200 mm/bulan. c) Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-30 derajat C. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
           







BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Waktu dan Tempat
            Pengamatan ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 oktober hingga 30 Desember 2011. Dan pengamatan ini dilaksanakan di lahan praktikum depan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
v  Cangkul
v  Sabit/ parang
v  Kayu tugal
v  Gunting/ curter
v  Alat tulis
v  Kamera
v  Tali plastik
Bahan yang digunakan :
v  Benih Kedelai dan Kacang Hijau
v  Pupuk kandang
v  Air
3.3 Pelaksanaan
            Kegiatan pelaksanaan praktikum pada tanaman kedelai dan kacang hijau dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:



3.3.1 Persiapan lahan
Dilakukan untuk menghilangkan gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum lahan ditanami kembali. Setelah itu dibuat dua buah petakan dengan masing-ukuran petakan 2m x 3m, lalu diikat sekeliling petakan dengan tali plastik.
3.3.2 Pemupukan organik
Dilakukan minimal satu minggu sebelum tanam. Agar pupuk dan tanah tercampur dengan baik.
3.3.3        Penanaman
           Pada kegitan praktikum ini penanaman dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2011. Cara Tanam Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 20 cm x 40 cm, tiap lubang diisi 3 biji. Lalu disiram dengan air
3.3.4        Pemeliharaan
v  Pengendalian gulma diadakan pada 11 Oktober 2010 dengan mencabuti gulma yang tumbuh disekitar tanaman kacang hijau. Pada hari yang sama juga diadakan pengamatan tanaman yang pertumbuhannya lambat, dilakukannya pemilihan tanaman dan 2 tanaman/lubang.
v  Pengamatan pada hama yang menyerang tanaman kacang hijau dilaksanakan mulai 4 oktober 2011 yakni minggu pertama setelah penanaman dan dilanjutkan setiap minggunya pada hari yang sama sampai pada pengamatan hama yang menyerang polong. 
v  Pembumbunan digunakan untuk memperkuat berdirinya tanaman.
v  Pada setiap lubang tanam akan tumbuh maksimal tiga tanaman, sisakan satu tanaman tiap lubang tanam pada masing-masing petakan.
3.3.5 Panen
            Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas, Tanda-tanda lain bahwa kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik.
            Ciri-ciri tanaman kedelai yang akan dipanen adalah polong bewarna kuning kecoklatan secara merata. Batang-batang sudah kering dan sebagian daun sudah kering dan rontok. Cara panennya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
            “Hama-hama yang menyerang tanaman kacang hijau”
1.      Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
            Gejala awal berupa bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur. Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian terbawah dari batang.
            Sejauh yang diketahui, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
Penyebab
            Lalat kacang (Agromyza phaseoli Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping biji atau pada daun pertama.
            Setelah telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.  
2. Penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.)
Gejala Serangan
            Gejala serangannya terlihat pada kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka terdapat larva yang gemuk dengan kotoran-kotorannya berwarna hijau basah. Serangan pada polong kedua ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya bundar.
Penyebab
            Hama penyebabnya adalah penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.). Penggerek polong kacang hijau sama dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas menggerek masuk ke dalam polong menuju ke bagian bawah. Larva ini memakan biji di dalam polong sampai habis kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya gemuk dan licin, larva yang masih kecil berwarna merah kebiru-biruan.
3. Ulat jengkal (Plusia chalcites Esp.)
Gejala Serangan
            Ulat ini menyerang tanaman yang sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal tulangnya saja.
Penyebab
            Hama penyebabnya adalah ulat jengkal kedelai (PIusia chalcites Esp.). Tubuhnya berwarna hijau. Bentuk dewasanya berupa kupu-kupu. Telur kupu-kupu ini diletakkan berkelompok sebanyak 50 butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva tersebut akan menjadi kepompong di antara daun yang dianyam menjadi satu. Stadium pupanya selama 6 hari.
  4. Kepik hijau (Nezara viridula)
Gejaia Serangan
            Polong muda isinya terisap. Bila polong dibuka tampak bijinya pipih tanpa isi. Bagian yang terserang tampak berbercak hitam.
Penyebab
            Hama penyerang adalah kepik padi hijau (Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang berwarna kuning secara massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir. Stadium telumya selama 6 hari. Setelah telur menetas, larvanya berkumpui di polong dalam kelompok besar. Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan dari telur hingga dewasa selama 36 hari.
5. Thrips sp.
Gejala Serangan
            Serangan hama ini menyebabkan daun menggulung ke dalam (keriting) karena sel-sel di bagian atasnya mengerut.
Penyebab
            Kutu Thrips menyerang tanaman dengan mengisap cairan tanaman sehingga mengganggu proses fotosintesis dan mengakibatkan menurunnya hasil. Penurunannya dapat mencapai 60, bahkan tidak menghasilkan sama sekali (puso) bila serangannya berat. Pantas jika hewan ini merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase vegetatif tanaman, serangan hama ini sangat rendah.
6. Kumbang Callosobruchus
 Gejala Serangan
            Kumbang ini meletakkan telurnya pada permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva yang baru menetas langsung menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon serta bagian biji lainnya.
Penyebab
            Kumbang Calloso-bruchus maculatus yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji kacang hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelur kumbang betina antara 40-90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga menjadi dewasa sebesar 19-98. Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya 1:1.
7.Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala Serangan
            Serangan ulat grayak mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong muda. hal ini mengakibatkan penurunan jumlah produksi.
8. Belalang Kembara ( Locusta migratoria)
            Belalang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan adalah terdapat robekan pada daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat tinggal tulang-tulang daun saja.
            “Hama-hama yang menyerang tanaman Kedelai”
1. Kumbang daun kedelai
a. Peri kehidupan
Kumbang daun kedelai, Phaedonia inclusa . (Coleoptera, Chrysomelidae) berbentuk hampir speris, kepala dan pronotum berwarna coklat-kemerahan, dan elytra berwarna hitam-kebiruan dengan bagian tepi sempit berwarna coklat kekuningan. Elytra panjangnya 4 - 5 mm. Pakan umumnya berupa daun yang telah membentang sempurna. Perkembangan serangga ini berlangsung selama 3 - 4 minggu. Stadium kumbang berlangsung selama 4 bulan. Pada keadaan tanaman tidak tumbuh, kumbang mampu bertahan hidup hingga 5 buian. Kumbang ini bergerak lambat dan jarang terbang. Itulah sebabnya, kumbang ini menyebar secara pasif setelah panenan melalui transportasi daun.
Produksi telur berkisar antara 200 - 250 butir. Telur biasanya diletakkan secara berkelompok sebanyak 2 - 18 butir di permukaan bawah helaian daun. Telur berwarna kuning muda, bentuknya agak melengkung dengan ujung bulat, panjangnya 1 1/3 mm dan lebarnya 1/3 mm. Stadium telur berlangsung selama 4 hari.
Larva pada mulanya berwarna abu-abu gelap kemudian berubah menjadi agak muda. Larva dilengkapi dengan tubercula dan setae yang hitam, bentuknya agak melengkung dengan abdomen tebal, panjangnya mencapai 5 mm. Selama beberapa hari pertama, larva tinggal pada daun, tempat telur diletakkan, kemudian segera merayap ke puncak batang, bunga, dan polong. Larva tua sering memakan tangkai daun. Stadium larva terdiri atas 5 instar, berlangsung selama 8 hari.
Pupa terbentuk di dalam rongga tanah dekat permukaan tanah. Pupa menjadi kumbang setelah berumur seminggu. Kelembaban merupakan faktor penentu dalam perkembangan serangga ini. Lembab nisbi optimum yang dibutuhkan oleh kumbang untuk meletakkan telur berkisar antara 60-80%. Hal ini mungkin merupakan salah satu faktor mengapa kumbang daun kedelai menjadi hama penting di daerah beriklim kering.

b. Perilaku merusak
Kumbang hadir di pertanaman sejak kecambah muncul ke permukaan tanah hingga tanaman masih memiliki daun atau polong muda. Kumbang dan larva merusak pucuk, daun muda, tangkai daun muda, bunga dan polong muda. Tanaman kedelai yang diserang larva maupun kumbang mengalami perompesan sehingga mengakibatkan penurunan hasil panen. Serangan hama pada tanaman muda mengakibatkan tanaman mati, serangan pada tanaman stadium pembungaan mengakibatkan jumlah bunga dan polong berkurang, dan serangan pada stadia perkembangan polong dan biii mengakibatkan jumlah polong dan kualitas biji berkurang.

2. Ulat penggulung daun
a. Perikehidupan
Ulat penggulung daun, Lamprosema (Omyodes) indicata F. (Lepidoptera, Pyralidae) memiliki inang tanaman kedelai dan berbagai jenis kacang-kacangan lainnya. Ciri khas ulat ini adalah terdapatnya dua bercak hitam pada kedua sisi prothorax.
Sesuai dengan namanya, ulat berdiam didalam gulungan daun. Gulungan daun mulai dibentuk oleh ulat muda pada bagian pucuk, tempat telur diletakkan. Setelah tumbuh menjadi lebih besar, ulat berpindah ke daun yang lebih tua. Gulungan daun dibentuk dengan cara merekatkan daun satu dengan lainnya dari sisi dalam dengan semacam zat perekat yang dikeluarkan oleh ulat yang bersangkutan. Bila gulungan daun dibuka, akan dijumpai ulat berwarna hijau transparan yang bergerak cepat. Selama berdiam di dalam gulungan daun, ulat memakan daun sehingga tampak hanya tulang daunnya saja yang tersisa. Kepompong dibentuk di dalam gulungan daun tersebut. Kupu-kupu yang terbentuk berukuran kecil dan berwarna coklat kekuningan.

3. Ulat jengkal
a. Peri kehidupan
Ulat jengkal, Chrysodeixis chalcites Esp. (Lepidoptera, Noctuidae) berwarna hijau dan bergerak seperti menjengkal. Ulat tua memiliki ciri khas, yakni adanya tungkai palsu sebanyak tiga pasang dan garis lateral berwarna pucat sebanyak tiga pasang yang membujur dari mesonotum hingga ujung abdomen. Tubuh ulat menyempit pada bagian apikal dengan kepala kecil. Tubuh ulat ini apabiia direntangkan, panjangnya 3 cm. Stadium ulat terdiri atas lima instar, umur ulat berlangsung selama 14-19 hari dengan rerata 16,2 hari (14).
Kepompong berwarna hijau muda yang berangsur-angsur menjadi putih-kecoklatan. Kepompong dibentuk di daun, ditutupi oleh rumah kepompong (kokon). Stadium kepompong berlangsung selama 6-11 hari dengan rerata 6,8 hari (14).
Stadium ngengat berlangsung selama 5 – 12 hari dengan rerata 8,5. Ngengat meletakkan telur pada umur 4 – 12 hari. Produksi telur mencapai 1250 butir per ekor ngengat betina. Telur diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian daun. St pada umur 4 – 12 hari. Stadium telur berlangsung selama 3 - 4 hari dengan rerata 3,2 hari (14). Daur hidup ulat jengkal dari tetur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 30 hari.

b. Perilaku merusak
Ulat jengkal menyerang tanaman muda dan tua dengan gejala serangan berupa perompesan, baik sebagian dengan masih tersisanya tulang daun, maupun total. Di samping memakan daun, ulat juga sering memakan polong muda.
Ulat jengkal memiliki inang berupa tanaman kedelai dan beberapa tanaman pangan lainnya, sesayuran, dan gulma selain rerumputan. Karena sifatnya yang polifag tersebut, maka daerah sebarannya meluas di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (15).



4. Ulat grayak
a. Peri kehidupan
Ulat grayak, Spodoptera litura F. (Lepidoptera, Noctuidae) memiliki ciri khas, yakni terdapatnya dua buah bintik hitam berbentuk seperti bulan sabit pada tiap ruas abdomen, terutama ruas ke empat dan ke sepuluh yang dibatasi oleh garis-garis lateral dan dorsal berwarna kuning yang membujur sepanjang badan (15).
Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan, Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran, Ulat tua bersembunyi di dalam tanah pada siang hari dan giat menyerang tanaman pada malam hari. Stadium ulat terdiri atas enam instar dan berlangsung selama 13 - 17 hari dengan rerata 14 hari (18).
Kepompong terbentuk di dalam rongga-rongga dalam tanah di dekat permukaan tanah. Stadium kepompong berlangsung selama 7 - 10 hari dengan rerata 8,5 hari. Stadium ngengat berlangsung selama 1 - 13 hari dengan rerata 9,3 hari.
Ngengat meletakkan telur pada umur 2 - 6 hari. Produksi telur dapat mencapai 3000 butir per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rerata 350 butir per kelompok. Telur diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna coklat kemerahan. Stadium telur berlangsung selama 3 - 5 hari dengan rerata 3 hari (15, 18). Daur hidup ulat grayak dari telur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 28 hari.

b. Perilaku merusak
Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong muda.
Ulat grayak memiliki kemampuan makan besar, Selama periode ulat instar VI yang berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan sebesar 184 cm2/ekor mampu menghabiskan satu tanaman stadium V2 yang berumur 15 HST (3).

5.  Aphis SPP (Aphis Glycine)

            Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
6. Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
            Gejala awal berupa bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur. Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian terbawah dari batang.
            Penyebab
            Lalat kacang (Agromyza phaseoli Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping biji atau pada daun pertama.
            Setelah telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.  
7. Cantalan (Epilachana Soyae)
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah



Siklus hidup
 Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari.

Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun.

8. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut.

Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.

Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.

11. Kepik hijau (Nezara Viridula)

Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut.

Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.



Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.
           
12. Belalang Kembara ( Locusta migratoria)
            Belalang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan adalah terdapat robekan pada daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat tinggal tulang-tulang daun saja.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Keadaan umum tanaman dan lingkungan
            Selama pengamatan berlangsung terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai vigor yang baik. Namun selama pengamatan berlangsung terlihat beberapa tanaman terserang hama pada minggu ke- 2 yang menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan ada pula yang menggerek batang. Serangan hama ini umumnya pada saat praktikum disebabkan oleh belalang.




4.2.2 Pertumbuhan Tanaman
    
            Tanaman kedelai dan kacanag hijau tumbuh dengan cukup baik, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Dam penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia, karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk smengamati hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya.
4.2.3 Perbedaan frekuensi serangan antara hama tanaman kedelai dan kacang hijau
            Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu antara lain ulat grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai daripada tanaman kacang hijau. Salah satu contoh adalah lalat kacang pada tanamn kcang hijau, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.


BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pratikum dapat disimpulkan :
v  Dalam penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia, karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk mengamati hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya.
v  Hama yang menyerang tanaman kacang hijau antara lain kutu daun, ulat tanah, kutuu kebul, wereng, thrips, tungau, ulat penggulung daun, ulat grayak, ulat jengkal dan ulat heliothis.
v  Hama yang menyerang tanaman kedelai antara lain lalat bibit, ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan kumbang kedelai
v  Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu antara lain ulat grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai daripada tanaman kacang hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman Palawija.PT Citra Aji Parama : Yogyakarta

S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.

Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Farida,  N.  2008.  Identifikasi  Varietas  Unggul Benih Kedelai dengan Analisa Cluster. Surabaya : Tesis Magister Fisika ITS
http:// teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html
http://www.scribd.com/doc/21400399/hama-dan-penyakit-pada-kedelaiv


Tidak ada komentar:

Posting Komentar