PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Bioteknologi untuk pertama kalinya di
kemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada Tahun 1917.
Bioteknologi tidak hanya berkembang pada akhir – akhir ini saja, bioteknologi
telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu di segala bidang seperti
industri pangan, obat – obatan, pertanian, kesehatan, dan pengelolaan di
lingkungan, di masa lalu bioteknologi dilakukan secara sederhana. Perkembangan
yang pesat baru terjadi setelah diketahui mikroorganisme melakukan fermentasi
yang di plopori oleh Louis Pasteur sehingga beliau mendapat julukan sebagai
bapak bioteknologi.
Bioteknologi dalam
bidang pertanian
1. Penanaman
secara hidroponik
Hidroponik merupakan
pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya hidroponik dilakukan
dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan.
2. Penanaman
secara Aeroponik
Aeroponik adalah
pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik atau
memberdayakan air, karna air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam
bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman.
In Vitro mengacu pada studi di biologi eksperimental
yang dilakukan menggunakan komponen dari organisme yang telah diisolasi dari
konteks yang biasa biologis mereka untuk membuat analisa yang lebih rinci atau
lebih nyaman daripada yang dapat dilakukan dengan organisme keseluruhan, biasa
disebut sebagai “percobaan tabung reaksi”. Percobaan In vitro meliputi:
a. Sel
Berasal dari organisme multiseluler (kultur sel atau kultur jaringan)
b. Komponen
subseluler (misalnya mitokondria atau ribosom)
c. Ekstrak
seluler atau subbseluler (misalnya gandum atau retikulosit ekstrak)
d. Molekul
dimurnikan dalam tabung tes (protein, DNA atau RNA)
Contoh dalam pekerjaan
vitro
-
Polymerase chain reaction adalah metode
untuk replikasi secara selektif dan spesifik dan urutan RNA dalam tabung tes.
-
Pemurnian protein melibatkan isolasi
protein tertentu yang menarik dari campuran kompleks dari protein, sering
diperoleh dari sel atau jaringan homogen.
-
In Vitro fertilisasi digunakan untuk
memungkinkan spermatozoa untuk membuahi telur dalam wadah budaya sebelum
menanamkan embrio yang dihasilkan.
-
In Vitro diagnostik mengacu pada
berbagai tes laboratorium medis untuk mendiagnosa penyakit.
B.
Tujuan
-
Untuk mengetahui pengertian dan proses
Pembuahan In Vitro pada Tanaman.
PEMBUAHAN
IN VITRO
A. Penyerbukan
Penyerbukan
didefinisikan sebagai peristiwa pemindahan atau jatuhnya pollen dari anther pada
kepala putik (stigma) baik pada bunga yang sama atau bunga lain yang masih
dalam satu spesies. Jika pollen sesuai (compatible), pollen akan berkecambah
pada kepala putik dan membentuk sebuah tabung pollen yang akan membawa gamet
jantan pada gametofit betina. Suatu senyawa protein tertentu pada awal
pembentukan pollen yang disebut Lectin, terdapat di dalan exine dan intine.
Lectin berperan penting dalam mekanisme mengenali antara putik-pollen. Namun
bila pollen tidak sesui (incompatible), perkecambahan pollen akan terhambat
atau pertumbuhan tabung pollen akan tertahan dalam jaringan pemindah.
Ketidaksesuaian dapat diwujudkan dalam jaringan baik kepala putik maupun stylus
pada berbagai fase sebelum pembuahan (fertilisasi). Karena adanya
ketidaksesuaian antara pollen dan stigma maka pekerjaan pemuliaan tanaman
adalah mengatasinya agar tetap bisa berlangsung fertilisasi, dengan
mengembangkan beberapa metode, antara lain:
1) Polinasi kuncup
2) Polinasi tertunda
3) Polinasi invitro
4) Polinasi intra ovari
Pemanjangan
tabung pollen adalah tetap untuk setiap spesies. Ketika butir pollen siap
dipencarkan, pollen ini dalam keadaan dormansi dengan kadar air antara 10-15%
hampir mirip dengan biji. Pada Gramineae mempunyai umur pollen yang relatif
pendek, misalnya pollen Paspalpum akan kehilangan viabilitasnya setelah 30
menit. Kebanyakan pada tanaman berbunga pollen akan mengalami penurunan secara
drastis setelah 12 jam mengalami dehiscence. Namun viabilitas pollen dapat
diperpanjang dalam keadaan artifisial yaitu bila disimpan pada temperatur dan
kelembaban yang rendah.
Pollen
akan segera berkecambah setelah beberapa menit dilepas oleh anther, bila
ketersediaan dari air, garam anorganik tertentu, termasuk boron dan sumber
energi seperti sukrose cukup. Tabung pollen akan masuk ke dalam stigma melalui
diantara sel-sel jaringan pemindah di dalam stylus dan akhirnya mencapai ovul.
Waktu yang diperlukan pollen untuk mencapai ovul antara 12-24 jam. Waktu yang
digunakan untuk proses tersebut setiap spesies tidak sama, seperti pada
Taraxacum diperlukan 15 menit sedangkan pada pohon Quercus memerlukan waktu 14
bulan.
B. Pembuahan
Pembentukan buah dimulai dengan adanya
proses penyerbukan yang meliputi pengangkutan polen dari benang sari (stamen)
ke putik (pistillum) dan jatuhnya butir-butir polen di atas kepala putik
(stigma). Selanjutnya, polen akan berkecambah dan membentuk tabung polen
untuk mencapai bakal biji (ovule). Peristiwa bertemunya polen (sel
jantan) dengan bakal biji (sel telur) di dalam bakal buah (ovary)
disebut pembuahan (fertilisasi).
Kepala putik yang telah masak biasanya
mengeluarkan lendir yang mengandung larutan gula dan zat yang diperlukan untuk
perkecambahan polen. Polen yang normal akan berkecambah dengan terlebih dahulu
menyerap air dan zat – zat lain yang terdapat pada media, kemudian polen akan
mengembung, sehingga pori pada polen akan pecah dan mengakibatkan polen
berkecambah. Butir polen akan membelah secara mitosis menjadi dua buah
inti yaitu inti vegetatif (tube nucleus) dan inti generatif (inti
sperma). Pada saat mulai berkecambah inti generatif membelah diri menjadi dua
inti sperma, sehingga dalam tabung polen terdapat dua buah inti sperma (sperm
nuclei) dan satu inti vegetatif. Pertumbuhan tabung polen seluruhnya diatur
oleh inti vegetatif, sedangkan kedua inti sperma bertugas untuk melakukan
pembuahan di dalam bakal biji. Polen yang berkecambah di atas kepala putik akan
tumbuh memanjang ke bawah dan masuk ke dalam saluran tangkai putik (canalis
stylinus) menuju ruang bakal buah (ovarium) sampai ujungnya dapat
menyentuh kantung embrio (saccus embryonalis). Dengan demikian, tabung
polen harus lebih panjang daripada tangkai putik. Pada umumnya pertumbuhan
tabung polen pada saluran tangkai putik berjalan lambat. Untuk mencapai ruang
bakal buah biasanya diperlukan waktu antara 5 – 60 jam dan kadang-kadang
mencapai lima hari atau lebih (Darjanto dan Satifah, 1990).




Gambar. Proses Pembuahan pada Spesies
Tanaman Angiospermae; a) Sel Induk Kandung Embrio Berisi Satu Inti, b)
Pembelahan 1x Menghasilkan Dua Inti, c) Pembelahan 2x Menghasilkan 4 Inti, d)
Tiga Inti Mati dan Sisa Satu Inti, e) Subuah Inti yang Hidup akan Membelah
Diri, f) Pembelahan 1x Menghasilkan 2 Inti, g) Pembelahan 2x Menghasilkan 4
Inti, h) Pembelahan 3 Inti Menghasilkan 8 Inti, i) Delapan Inti Mengatur Diri
menjadi Tiga Kelompok, j) Dua Inti Sperma dari Polen akan Melakukan Pembuahan,
k) Peristiwa Pembuahan, l) Pembentukan Embrio (em) dan Endosperm
(end), m) Biji yang Memiliki Embrio (em), Endosperm (end) dan Nucellus
(nu) (Darjanto dan Satifah, 1990).
Gagalnya pembuahan
disebabkan oleh polen dan sel telur yang mandul atau polen tidak cocok
bergabung dengan sel telur. Dalam pembuahan, disamping polen dan inti sel telur
harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan
tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990).
Faktor
luar yang dapat menghambat penyerbukan dan pembuahan, diantaranya:
1.
tidak adanya perantara untuk melakukan penyerbukan (angin, serangga, air,
manusia),
2. hujan lebat yang dapat mengakibatkan
butiran polen berlekatan dan menjadi gumpalan yang berat sehingga sulit untuk
meninggalkan antera, bahkan akan mengakibatkan polen berkecambah, jika cuaca
berubah menjadi panas maka polen tersebut akan mengering dan kehilangan daya
tumbuhnya, disamping itu bunga yang basah merupakan sarang penyakit dan akan
mudah busuk,
3. polen yang melakukan penyerbukan
mempunyai mutu rendah (rusak, mandul) atau kepala putik cacat dan tidak sehat
(Darjanto dan Satifah, 1990).
Pada
tumbuhan Angiospermae, dua gamet jantan dibawa oleh tabung pollen untuk
terjadinya proses fertilisasi. Satu gamet akan melebur dengan inti telur
membentuk embrio dan yang lain melebur dengan dua inti kutub membentuk
endosperm. Proses ini dikenal sebagai pembuahan ganda. Persilangan sexual suatu
cara yang potensial untuk memproduksi tanaman yang superior dengan
mengkombinasikan sifat-sifat dalam individu yang berbeda atau spesies atau
bahkan genera yang berbeda. Persilangan antar spesies atau takson di atasnya
dapat dilakukan dengan salah satu teknik seperti artifisial polinasi dari induk
betina dengan pollen dari induk jantan terseleksi.
Tujuan
utama program pemuliaan tanaman sampai saat ini adalah untuk meningkatkan hasil
(produktivitas) tanaman melalui perbaikan karakter-karakter tanaman dalam kondisi
lingkungan pertanaman yang normal maupun cekaman lingkungan. Untuk mencapai
tujuan di atas, pemulia menempuh langkah-langkah seleksi populasi, penggabungan
karakter yang diinginkan melalui persilangan, perluasan variasi genetik melalui
mutasi (bila karakter yang diinginkan tidak ada di alam), atau penyisipan gen
untuk memproduksi tanaman transgenik. Langkah-langkah pemuliaan tersebut dapat
ditempuh melalui persilangan konvensional maupun modern.
Pemuliaan
tanaman secara konvensional telah menghasilkan banyak sekali varietas-varietas
unggul, namun juga menghadapi berbagai kendala seperti waktu produksi yang
panjang, adanya inkompatibilitas yang sering menyebabkan kegagalan persilangan
serta adanya mekanisme dari tanaman sendiri (umumnya pada Angiospermae) untuk
mencegah terjadinya self-pollination.
Kendala dalam persilangan
Kendala dalam persilangan
Kendala yang sering dihadapi dalam
persilangan dalam pemindahan pollen viable dari satu induk ke stigma lain
penerima tidak selalu dapat membentuk biji, antara lain disebabkan:
1. Sebelum pembuahan atau sebelum
pembentukan zigot (prefertilization atau prezygotic)
a. Incompatibility antara serbuk sari
dengan putik sehingga menghambat terjadinya pembuahan
b. Terhambatnya perkecambahan pollen
atau tabung pollen gagal mencapai ovul yang disebabkan stylus terlalu panjang
atau pertumbuhan tabung pollen yang terlalu pelan sehingga tabung pollen baru
mencapai dasar stylus sebelum bengkak (abcises)
c. Tabung pollen pecah di dalam stylus
d. Biochemical incompatibility, yaitu
tangkai putik mengeluarkan senyawa kimia tertentu sehingga pollen yang telah
berkecambah tadi tidak bisa menembus tangkai putik (stylus) sehingga
perkembangan tabung pollen terhenti sampai stylus
e. Pertumbuhan tabung serbuk sari hanya
mencapai microphyl.
2.
Setelah terjadi pembuahan (post fertilization)
a.
Terjadi fusi pada inti-inti gametnya sehingga mencegah pembuahan
b. Pembuahan terjadi tetapi embrio
hibrid gagal berkembang hingga masak disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
embrio-endosperm atau pertumbuhan endosperm sangat miskin
c. Setelah terjadi pembuahan,
perkembangan embryo terhambat
d. Tidak terbentuk endosperm yang
memadai
e. Biji yang terbentuk terganggu proses
penuaannya
f. Biji yang dihasilkan viabilitasnya rendah
(menghambat perkecambahan)
Kendala-kendala di atas seringkali
menyebabkan kegagalan produksi hibrida. Kendala yang terjadi setelah pembuahan
dapat diatasi dengan perkecambahan embrio (embryo culture dan embryo rescue)
sedangkan kendala sebelum pembuahan dapat diatasi dengan salah satu teknik kultur
jaringan yaitu Invitro pollination atau pembuahan secara invitro
C. Pembuahan
Invitro
pembuahan ini dilakukan untuk mengatasi
dua macam inkompatibilitas, yaitu :
·
Inkompatibilitas
yang disebabkan oleh silangan antar spesies atau antar genera. Untuk silangan
antar genera lebih baik dengan fusi protoplast.
·
Inkompatibilitas
yang disebabkan kegaggalan untuk menyerbuk sendiri bagi tanaman yang secara
alamiah hanya dapat menyerbuk silang. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan
segregan yang baru.
Selain
untuk mengatasi inkompatibilitas, pembuahan tabung dipergunakan mengekstrak
haploid secara partogenesis. Contoh pada penyilangan Hoerdeum vulgar x H. bulbosum. Dan Himulus lutens x Terenia Fournieri
(pierek, 1978)
D. Prosedur
Pembuahan Invitro
Prosedur
pembuahan invitro pada Tembakau (Nicotiana tabaccum) adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
pollen
2. Pengujian
viabilitas pollen
3. Pembuahan
in-vitro, ada dua teknik yaitu:
a. Stigma
fertilization
b. Placenta
fertilization
1.
Pengumpulan/koleksi pollen (serbuk sari)
Tahapan pertumbuhan pollen sangat
menentukan keberhasilan pembuahan, oleh karena itu harus dipilih benang sari
yang telah berkembang penuh dan siap membuka (sesaat sebelum pollen disebarkan
oleh benang sari). Benang sari ini disterilkan lalu didalam laminar air flow
pollen tersebut dikumpulkan ke atas gelas mikroskop.
2. Test
viabilitas pollen
Viabilitas
pollen dapat diukur dengan cara menguji sebagian kecil pollen yang telah
dikumpulkan. Caranya adalah mengkulturkan/ mengecambahkan pollen tadi ke dalam
media yang mengandung sucrose (10%), boric acid (0,01%), CaCl2.2H2O dan agar
(0,75%). Obseervasi dilakukan dibawah mikroskop terhadap perkecambahan pollen.
3. Penyerbukan
invitro
Secara
terminologi penyerbukan invitro dibedakan menjadi 3 metode, yaitu:
a) Penyerbukan
kepala putik (stigma pollination)
Yaitu teknik
penyerbukan dengan cara menaburkan serbuk sari langsung ke atas tangkai putik
(stylus) dengan cara terlebih dahulu memotong kepala putiknya (stigma). Putik
yang tidak memiliki stigma ini terlebih dahulu dikulturkan dalam botol kultur
dengan media yang sesuai.
b) Penyerbukan
plasenta (placental pollination)
Yaitu teknik
penyerbukan dengan cara menaburkan serbuk sari (pollen) langsung ke atas
placenta (tali pusat) yang terdapat dalam badan buah (ovule) dengan cara terlebih
dahulu memotong badan buah pada pistil sampai ovule sehingga placentanya
terlihat, bagian ini dikulturkan dalam botol kultur baru kemudian dilakukan
penyerbukan dengan meletakkan pollen langsung di atas placenta.
c) Penyerbukan
bakal biji (ovular pollination)
Yaitu penyerbukan
secara artifisial dengan cara menaburkan pollen langsung pada bakal biji
(ovule) dengan cara mengeluarkan ovule dari ovarium (bakal buah) terlebih
dahulu.
Keberhasilan dari
teknik polinasi invitro sangat tergantung pada:
1. Eksplan
butir pollen dan ovul pada fase perkembangan yang tepat
2. Pemilihan
media yang tepat yang dapat memacu perkecambahan tabung pollen dan perkecambahan
embrio.
Beberapa aspek biologi
pembungaan harus dikuasai, seperti:
1. Anthesis
2. Dehiscence
anther
3. Polinasi
4. Perkecambahan
pollen
5. Pertumbuhan
tabung pollen
6. Penetrasi
ovul
7. Fertilisasi
8. Perkembangan
embrio dan endosperm.
E. Aplikasi
Fertilisasi Invitro
Teknik ini mempunyai
manfaat untuk pemuliaan tanaman, antara lain seperti:
1. Produksi
hibrid dari hasil silangan antar spesies, antar genera, antar
familia, ordo, classis ataupun divisio
familia, ordo, classis ataupun divisio
2. Induksi
tanaman haploid yang dapat dihasilkan dengan cara: polinasi
tertunda, hibridisasi berjarak (hibrid antar spesies yang berbeda), polinasi
dengan pollen abortif atau pollen yang telah diradiasi dan induksi haploid
pada ovary dengan perlakuan fisik atau kimiawi
tertunda, hibridisasi berjarak (hibrid antar spesies yang berbeda), polinasi
dengan pollen abortif atau pollen yang telah diradiasi dan induksi haploid
pada ovary dengan perlakuan fisik atau kimiawi
3. Mengatasi
ketidaksesuaian sexual self
4. Untuk
mempelajari fisiologi pollen dan fertilisasi.
Hal-hal yang mendukung
keberhasilan fertilisasi invitro untuk
menghasilkan biji yang viable, antara lain adalah:
menghasilkan biji yang viable, antara lain adalah:
a. Umur
eksplan terutama ovul
b. Perkecambahan
pollen cukup
c. Tabung
pollen dan gametogenesis pada pertumbuhan yang tepat
d. Tabung
pollen dapat masuk ke dalam ovul
e. Derajat
fertilisasi
f. Penambahan
casein hydrolysate 500 mg/l pada beberapa kasus dapat memacu pembentukan biji
yang viable.
KESIMPULAN
pembuahan ini dilakukan untuk mengatasi
dua macam inkompatibilitas, yaitu :
·
Inkompatibilitas
yang disebabkan oleh silangan antar spesies atau antar genera. Untuk silangan
antar genera lebih baik dengan fusi protoplast.
·
Inkompatibilitas
yang disebabkan kegaggalan untuk menyerbuk sendiri bagi tanaman yang secara
alamiah hanya dapat menyerbuk silang. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan
segregan yang baru.
·
Selain untuk mengatasi inkompatibilitas,
pembuahan tabung dipergunakan mengekstrak haploid secara partogenesis. Contoh
pada penyilangan Hoerdeum vulgar x H.
bulbosum. Dan Himulus lutens x Terenia Fournieri (pierek, 1978)
·
Prosedur pembuahan invitro pada
Nicotiana tabaccum adalah Pengumpulan pollen, Pengujian viabilitas pollen,
Penyerbukan in-vitro.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Studi Perkecambahan Polen Pepaya Secara In Vitro, oleh Cenra Intan Hartuti Tuharea. Institut
Pertanian Bogor.2009
Burke, J. J, J. Velten and M. J. Oliver. 2004. In vitro analysis of
cotton pollen germination. Agron. J. 96:359-368.
Buyyukkartal, H. N. 2003. In vitro pollen germination and pollen tube
characteristics in tetraploid Red Clover (Trifolium pratense L.). Turk.
J. Bot. 27:57-61.
http://adhekpeicesh14.blogspot.com/2010/12/pembudidayaan-tanaman-dengan-teknik.html
Sands Casino | Play Online Casino Games For Real Money |
BalasHapusWelcome to Sands Casino, the place where players can enjoy online casino games 메리트 카지노 쿠폰 for real money. We have over 1xbet korean 500 games in our septcasino portfolio and we have the